Jumat, 05 Oktober 2012

Transactions in Islam


Islamic banking first appeared in Egypt without the frills of Islam, because of concerns that the current regime will see it as the fundamentalist movement. The leader of this pioneering effort Ahmad El Najjar, took the form of a savings bank based on profit sharing (profit sharing) in the town of Mit Ghamr in 1963. This experiment lasted until 1967, and then it was up 9 banks with a similar concept in Egypt. These banks, which do not charge or receive interest, mostly invest in businesses and industry trade directly in the form of partnership and split the profits with their depositors.
Pioneer of Islamic banking in Indonesia is Bank Muamalat Indonesia. Established in 1991, the bank was initiated by the Indonesian Ulema Council (MUI) and the Government and support from the Association of Indonesian Muslim Intellectuals (ICMI) and some Muslim businessmen. This bank was affected by the financial crisis in the late 90's that the equity remains only one-third of the initial capital. IDB then give an injection of funds to the bank and in the 1999-2002 period to rise up and make a profit. . Currently presence of Islamic banks in Indonesia are regulated in Law: Law. 10 of 1998 concerning Amendment to Law no. 7 of 1992 concerning Banking.
In the business process, in Islam there is a transaction to
a. Al-Musharaka
Al-Musharaka is a partnership agreement between the two parties or le ¬ BiH to conduct certain business. Each party membe ¬ rikan or charity fund with the agreement that the benefits or risks will be shared according to the agreement.
AI-Musharaka in banking practices applied in terms of project financing. In this case financed by bank customers alike provide funds to implement the project. The advantage of the project is divided in accordance with the agreement for the bank after the first return customer funds spent. Al-Musharaka can also be done for such investment activities in financial institutions modalventura.
b. AI-mudaraba
Understanding AI-mudaraba partnership is an agreement between two parties, where the first party provides capital and the other around a manager. Profits are shared according to the agreement set forth in the contract. If the loss will be borne by the owners of capital over the loss was not a result of the negligence of the manager. If the losses caused by negligence of the manager, then the pengelolalah responsible.
mudaraba muthlaqah is the first cooperation between the parties and other parties whose scope is wider. That is not limited by time, effort and the business specifications.
Muqayyadah mudaraba mudaraba muthlaqah is the opposite of where the other party is limited by time and area business enterprise specifications.
In the banking world al-mudaraba usually applied to products such as financing or financing, financing mo ¬ dal work. Mudaraba funds to be taken from savings deposits such as savings deposits or savings Hajj sacrifice. Funds can also be made from ordinary deposits and special deposits entrusted to certain business customers.
c. Al-muzara'ah
Understanding AI-muzara'ah is cooperation between the processing of agricultural landowners with tenants. Landowners provide land to tenants for cultivation of agricultural products in return for a certain part of the harvest. In the banking world sus ¬ ka was applied for funding on the basis of the area of ​​plantation crops.
d. Al-musaqah
Understanding AI-musaqah is part of al-muza'arah that tenants are only responsible for watering and pe ¬ meliharaan using their own funds and equipment. Percentage of fixed remuneration derived from agricultural crops. So keep it in the context of agricultural processing is cooperation between land owners with tenants.

Referensi:

Buku Pintar Transaksi Syariah,Musthafa Dib Al-Bugha



Jumat, 21 September 2012

Differences In Islamic And Conventional Business Processes


Rising interest rates and falling currency values​​, often experienced by developing countries. This course will continue to spur the crisis, the impact of development growth will be hard pressed to take place in the State concerned. This is the evidence that the economy is very fragile hold of a conventional system and the crisis did not bring benefit (goodness) for the people.

R
endahnya nilai dan moral dalam dunia bisnis menjadi salah satu problematika yang serius yang dapat membahayakan setiap transaksi bisnis yang dilakukan para pebisnis. Rendahnya nilai dan moral, akan mempengaruhi hilangnya system kepercayaan, serta menimbulkan ketidak jujuran dan persengkongkolan yang tidak baik yang berpengaruh besar terhadap kelancaran suatu proses bisnis 

Naiknya suku bunga dan merosotnya nilai mata uang, sering kali dialami oleh Negara berkembang. Hal ini tentunya akan terus memacu krisis, dampaknya pertumbuhan pembangunan akan sulit sekali terjadi di Negara bersangkutan. Inilah yang menjadi bukti, bahwa ekonomi yang menggandalkan system konvensional sangat rentan krisis dan tidak membawa kemaslahatan (kebaikan) bagi umat.

Kondisi diatas sangat bebeda sekali dengan system ekonomi islam. Inilah yang akan menjadi pembahasan kali ini, akan akan membandingkan  tentang perbedaan proses bisnis syariah dan proses bisnis konvensional yang menyebabkan bisnis syariah memiliki profit yang lebih baik daripada proses bisnis yang selama ini dijalankan.

Islam adalah sebuah agama yang komprehesif yang dan merupakan jalan hidup yang sempurna. Islam mengatur setiap persoalan dengan asas agama (religiusitas).
Berikut ini table tentang perbedaaan yang mendasari perbedaan prosess bisnis syariah dan konvensional.

No.
Proses Bisnis Syariah
No.
Proses Bisnis Konvensional
1.
Kegiatan Ekonomi diorientasikan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat
1.
Motovasi dalam kegiatan berbisnis didasari oleh keinginan dunia tanpa memperhatikan akhirat
2.
Memiliki Pemahaman Terhadap Bisnis yang Halal dan Haram(Modal, Proses,dll)

2.
Tidak Memiliki Pemahaman Terhadap Bisnis Yang Halal dan Haram (Modal,Proses,dll)

3.
 Benar secara Syar'i dalam Implementasi
3.
Proses pemasaran bisnis konvensional menghalalkan segala cara
4.
Proses Bisnis Syariah selalu didahului akad/perjanjian
4.
Proses Konvensional Tidak Selalu didahului akad/perjanjian dalam pelaksanaanya

Sistem ekonomi islam, yang didasarkan pada nilai-nilai dan pandangan dunia islami adalah salah satu entitas dari keseluruhan system ekonomi yang ada. System ekonomi islam lebih bercirikan ethnic, dimana dalam system ekonomi seperti ini, seluruh aktivitas ekonomi berkaitan dengan perwujudan aspek-aspek nili etnis tersebut, juga ketika dihadapkan dengan tantangan –tantangan ekonomi. Islam memandang persoalan ekonomi tidak dari perspektif kapitalis, yang memberikan kebebasan dan hak kepemilikan tak terbatas pada setiap individu serta mendukung eksploitasi seseorang.


Referensi :
1.      Jusmaliani,dkk.2008. Bisnis Berbasis Syariah.Jakarta.Bumi Aksara
2.      Shahatah,Hussein dan Siddiq Muhammad al-amin adh-Dharir.2005.Transaksi dan Etika Bisnis dalam Islam.Jakarta.Visi Insani Publishing
3.      Penulis Anne Ahira http://www.anneahira.com/perbedaan-ekonomi-syariah-dan-ekonomi-konvensional.htm

Sabtu, 15 September 2012

Why Business Processes...???


Berbicara tentang suatu kegiatan pasti semua itu membutuhkan sebuah alur yang panjang yang harus dilewati satu demi satu atau yang biasa kita sebut Proses. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) proses adalah rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yg menghasilkan produk;
sedangkan bisnis sendiri memiliki arti usaha komersial dl dunia perdagangan; bidang usaha; usaha dagang.
Jika menggabungkan pengertian diatas maka proses bisnis dapat kita artikan sebagai rangkaian tindakan,perbuatan dalam usaha komersial didunia perdagangan untuk menghasilkan sebuah produk.
Namun definisi proses bisnis tidak hanya terpaku pada pengertian diatas banyak para ahli manajemen yang mempunyai pandangan yang berbeda. Berikut ini akan dijabarkan mengenai karakteristik umum yang harus di miliki oleh proses bisnis (sumber :Wikipedia)


  1. Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, masukan, serta keluaran yang jelas.
  2. Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai waktu dan ruang.
  3. Pelanggan: Suatu proses bisnis harus mempunyai penerima hasil proses.
  4. Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai tambah pada penerima.
  5. Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait dalam suatu struktur organisasi.
  6. Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus,mencakup beberapa fungsi.
Proses bisnis perusahhan membantu untuk memfasilitasi pemahaman tentang bagaimana bisnis perusahaan bekerja. Secara formal mendokumentasikan bisnis dalam organisasi yang menyebabkan percakapan menarik tentangbagaimana sesuatu harus benar-benar bekerja dan akhirnya, untuk pemahaman bersamama yang menjelaskan kondisi perusahaan dan bagaimana sumber daya manusia dalam suatu perusahaan menjalankan pekerjaannya (sumber : konsultanseojakarta)
Berdasarkan uaraian diatas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa proses bisnis dalam sebuah perusahaan memiliki peran yang penting, karena dengan proses yang baik dan terencana akan menghasilkan produk yang baika dan terencana pula.